ranchosantafenow.net

ranchosantafenow.net – Selama tahun 1980-an hingga 1990-an, industri film Mandarin dibanjiri dengan berbagai judul film aksi yang cenderung memiliki plot yang mudah ditebak, yaitu tema balas dendam dalam dunia persilatan. Namun, menjelang akhir tahun 1990-an, mulai muncul variasi tema meskipun masih berkutat pada konsep yang serupa.

Seiring berjalannya waktu, teknologi Computer Generated Imagery (CGI) mulai diintegrasikan ke dalam film-film Mandarin, contohnya dalam film “Crouching Tiger Hidden Dragon” (2000) yang berhasil meraih kesuksesan besar. Namun, inovasi dalam penggunaan CGI masih dirasa kurang, sehingga Stephen Chow mengambil langkah untuk mengoptimalkan penggunaan CGI dalam film-film seperti “Shaolin Soccer” (2001) dan “Kung Fu Hustle” (2004). Film-film ini tidak hanya berhasil secara komersial tetapi juga mengubah arah industri film aksi Mandarin.

Awalnya, pendekatan Stephen Chow dalam mengintegrasikan bela diri dengan CGI mendapat kritik. Namun, melalui kolaborasi dengan koreografer terkenal seperti Tony Ching Siu di “Shaolin Soccer” dan Yuen Woo Ping di “Kung Fu Hustle”, hasilnya menjadi sebuah inovasi yang menyegarkan. Chow berhasil menggabungkan gerakan bela diri tradisional dengan imajinasi yang liar, mirip dengan komik.

Menurut Frank Djeng, seorang pakar film Asia, “Shaolin Soccer” terinspirasi dari manga Jepang populer, “Captain Tsubasa”, yang memberikan nuansa unik dalam penerapan seni bela diri yang tidak hanya tradisional tetapi juga beraroma manga/anime, semuanya diperkaya dengan efek visual yang memukau.

Karya Stephen Chow mendorong industri film untuk berinovasi dan tidak terpaku pada formula yang sama selama beberapa dekade. Tim Youngs, seorang ahli film Hong Kong, mengatakan, “Pada akhir 1990-an, film-film Hong Kong sering kali mendapat kritik karena dianggap murah dan berkualitas rendah. Namun, dengan menggunakan CGI, Stephen Chow berhasil menciptakan film yang tidak hanya menghibur tetapi juga inovatif, menggabungkan kung fu dengan olahraga dalam ‘Shaolin Soccer’, dan menghidupkan kembali film klasik dalam ‘Kung Fu Hustle’.”

Stephen Chow, yang lahir di Hong Kong pada 22 Juni 1962, memiliki mimpi besar menjadi bintang film laga. Meskipun ia hanya bertahan tiga bulan dalam latihan Wing Chun karena kendala biaya, keinginannya untuk berada di industri film tidak pernah pudar. Dengan pemanfaatan teknologi CGI, ia tidak hanya mencapai mimpi tersebut tetapi juga membawa perubahan signifikan pada genre film aksi baik di Asia maupun secara global.